Shidqur Rachman
Teknik Informatika
13140000012
*Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
Pembangunan dilaksanakan mewujudkan
kemakmuran masyarakat melalui pengembangan 
perekonomian mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan
sosial kemasyarakatan seperti 
pengangguran dan kemiskinan. Selain pertumbuhan ekonomi,
salah satu aspek penting untuk melihat 
kinerja pembangunan adalah seberapa efektif penggunaan
sumber-sumber daya yang ada sehingga 
lapangan kerja dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin 
meningkat berarti produksi barang/jasa yang dihasilkan
meningkat. Dengan demikian diperlukan 
tenaga kerja semakin banyak untuk memproduksi barang/jasa
tersebut sehingga pengangguran 
berkurang dan kemiskinan yang semakin menurun. 
Upaya menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan tingkat
kemiskinan adalah sama 
pentingnya. Secara teori jika masyarakat tidak menganggur
berarti mempunyai pekerjaan dan 
penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari
bekerja diharapkan dapat memenuhi 
kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup terpenuhi, maka tidak
akan miskin. Sehingga dikatakan 
dengan tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi)
maka tingkat kemiskinan juga rendah. 
Kenyataan yang terjadi, dimana kondisi Kalimantan Barat
dengan tingkat pengangguran yang 
relatif rendah dibandingkan dengan Kalimantan lainnya,
tetapi tingkat kemiskinan paling tinggi dari 
provinsi Kalimantan lainnya. Berdasarkan data BPS, tahun
2009 tingkat pengangguran terbuka di 
Kalimantan Barat (5,44%) relatif lebih rendah di bandingkan
Kalimantan Selatan (6,36%) dan 
Kalimantan Timur (10,83%), lebih tinggi dari Kalimantan
Tengah (3,39%). Tingkat kemiskinan 
di Kalimantan Barat (9,30%) lebih tinggi dari Kalimantan
lainnya, dimana Kalimantan Tengah 
(7,02%), Kalimantan Selatan (5,12%) dan Kalimantan Timur
(7,73%). 
Fenomena lain yang terjadi di Kalimantan Barat adalah
penyerapan tenaga kerja tertinggi 
Kabupaten Pontianak (304.761 jiwa) dan terendah Kota
Singkawang (68.363 jiwa) tetapi tingkat 
kemiskinan tertinggi Kabupaten Landak (18,65%) dan terendah
Kabupaten Sanggau (6,25%). 
Kota/Kabupaten dengan tingkat penyerapan tenaga kerja
terbesar ternyata tidak diimbangi dengan 
tingkat kemiskinan yang rendah. 
Pembangunan seharusnya menghasilkan kinerja pembangunan yang
semakin baik daerah yang 
diukur dari pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan
kemiskinan. Tetapi dari variabel makro 
ekonomi yang dicapai, dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami
peningkatan, ternyata belum 
sepenuhnya mengatasi permasalahan yang dihadapi daerah
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Volume 8, 2012 177
Barat. Permasalahan tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi
yang relatif rendah, pengangguran 
yang relatif tinggi dan kemiskinan yang relatif masih
tinggi.
Tingkat Pengangguran 
Pengertian pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja
tetapi sedang mencari pekerjaan atau 
sedang mempersiapkan suatu usaha atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak 
mungkin mendapatkan pekerjaan atau yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi belum memulai bekerja 
(BPS:2010). 
Tabel 1, menggambarkan tingkat pengangguran terbuka di
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan 
Barat selama tahun 2005 sampai tahun 2010, dengan tingkat
pengangguran rata-rata 6,43%. Selama 
beberapa tahun, tingkat pengangguran di Kalimantan Barat
turun, dimana tahun 2005 sebesar 8,13% 
dan tahun 2010 sebesar 4,62% dan semua kabupaten/kota
tingkat penganggurannya turun. Beberapa 
daerah mampu menekan tingkat penganggurannya sehingga turun
dengan cukup tinggi. Seperti Kota 
Pontianak tahun 2005 dengan tingkat pengangguran 16,86% dan
tahun 2010 turun menjadi 7,79%. 
Kabupaten Bengkayang tahun 2005 tingkat pengangguran 8,52%
dan tahun 2010 dengan tingkat 
pengangguran 3,21%. Kabupaten Ketapang tahun 2005 dengan
tingkat pengangguran 10,27% dan 
tahun 2010 menjadi 3,90%. Kabupaten Sintang tahun 2005
sebesar 7,03% dan tahun 2010 turun 
menjadi 2,32%. Tahun 2010 hanya Kota Pontianak (7,79%), Kota
Singkawang (8,05%) dan 
Kabupaten Pontianak (7,80%) dengan tingkat pengangguran di
atas tingkat pengangguran Provinsi 
Kalimantan Barat (4,62%). Sedangkan kabupaten lainnya dengan
tingkat pengangguran rendah 
dibawah provinsi. Tingkat pengangguran terendah Kabupaten
Melawi (1,33%).
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota 
di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2005 – 2010 (%) 
 No Kabupaten/Kota
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata2 
1 Kab. Sambas 6,27 6,85 6,27 3,89 6,09 4,53 5,65 
2 Kab. Bengkayang 8,52 13,57 5,87 4,71 4,02 3,21 6,65 
3 Kab. Landak 4,11 3,92 3,36 4,03 4,38 4,61 4,07 
4 Kab. Pontianak 9,72 12,45 9,23 9,07 9,75 7,80 9,67 
5 Kab. Sanggau 8,05 9,30 4,39 2,80 3,30 3,62 5,24 
6 Kab. Ketapang 10,27 11,12 5,91 4,29 5,15 3,90 6,77 
7 Kab. Sintang 7,03 5,12 3,58 3,59 3,12 2,35 4,13 
8 Kab. Kapuas Hulu 3,79 1,03 2,24 2,27 1,67 2,25 2,21 
9 Kab. Sekadau 4,50 3,74 3,76 2,74 3,14 2,31 3,36 
10 Kab. Melawi 0,99 1,03 2,60 1,96 1,82 1,30 1,40 
11 Kota Pontianak 16,86 15,90 13,16 10,21 9,38 7,79 12,22 
12 Kota Singkawang 8,07 9,16 11,05 10,09 9,71 8,05 9,36 
 Kalimantan Barat 8,13
8,53 6,47 5,41 5,44 4,62 5,89 
Sumber : BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2005-2010) 
Kalau diperbandingkan antara daerah kabupaten dengan kota,
ternyata tingkat pengangguran di 
Kota Pontianak dan Kota Singkawang relatif lebih tinggi di
bandingkan dengan daerah kabupaten. Hal 
ini dikarenakan, sebagai daerah perkotaan tidak bisa
menghindari arus urbanisasi (migrasi), sehingga 
perkembangan jumlah penduduk yang cepat diperkotaan tidak
diikuti dengan tersedianya lapangan 180 Yarlina Yacoub Eksos
pekerjaan yang cukup, akibanya timbul pengangguran.
Sedangkan untuk daerah kabupaten yang 
sebagian besarnya tingkat pengangguran relatif rendah.
Walaupun dengan pendidikan yang relatif 
rendah, tersedianya sektor primer di pedesaan yang untuk
memasuki lapangan pekerjaan ini tidak 
dengan persyaratan khusus, sehingga mempermudah penduduk
untuk bekerja, dengan demikian 
tingkat pengangguran kabupaten lainnya relatif lebih rendah.
Tingkat Kemiskinan 
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar, karena
kemiskinan menyangkut pemenuhan 
kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan. Dan
kemiskinan merupakan masalah global karena 
kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi banyak negara.
Kemiskinan juga merupakan problema 
kemanusiaan yang menghambat kesejahteraan dan peradapan,
sehingga semua orang sepakat bahwa 
kemiskinan harus ditanggulangi. Strategi penanggulangan
kemiskinan berhubungan dengan 
tersedianya data kemiskinan yang akurat, supaya kebijakan
yang dilakukan pemerintah menjadi tepat 
sasaran. 
Sumber: http://nilamella12.blogspot.com/2012/12/dampak-pengangguran-terhadap-kemiskinan.html
